Humor : Tentang Orang Kaya (Part 4)
Friday, January 23, 2009
Pada saat menjelang kematiannya, seorang jutawan kikir menulis sepucuk surat wasiat. Yang tertulis namanya dalam surat itu, berarti dialah yag berhak menerima seluruh kekayaan si jutawan. Melihat itu, istri si jutawan datang menghampiri.
"Sayang, apakah surat itu ditujukan untuk diriku?" tanya istrinya berbisik di telinganya."Si jutawan menggelengkan kepala. Istrinya nampak kecewa.
"Atau kau berikan untuk kedua anak kita?"
Kembali si jutawan menggelengkan kepalanya.
"Terus terang saja, Sayang. Katakan kepadaku, biar yang lainnya mendengar. Surat itu sesungguhnya kau tujukan buat siapa?"
"Buat diriku!" jawab si jutawan dengan suara yang lemah. "Siapa tahu, suatu saat nanti aku bisa hidup kembali!"
-------------------------------------------------------------------------
TIga orang pria dari yayasan yatim piatu diutus ke rumah jutawan Beno. Ketiganya diterima dengan ramah tamah dan ditanyakan maksud kedatangan mereka. Setelah diutarakan maksudnya, Tuan Beno kelihatan mengangguk-angguk.
"Jadi sumbangan ini untuk kepentingan bersama?"
"Betul, Tuan. Maka dari itu kami memohon bantuan dari Tuan. Karena cuma Tuanlah orang yang kami harapkan dapat membantu banyak, untuk mengatasi kesulitan kami."
"Ah, Anda jangan keliru. Kekayaan yang saya miliki ini semua adalah titipan Tuhan. Jadi saya tidak boleh seenaknya menghamburkan. Tapi sebagai kebijaksanaan dari saya, tetap saya menyumbang. Terimalah ini, seribu rupiah."
-------------------------------------------------------------------------
"Aduh, Jeng! Tolong saya. Anak saya mendadak sakit! Tolong pinjamkan saya uang!" kata Bu Indri pada Bu Rita yang kaya raya tapi terkenal pelitnya.
"Wah, maaf saja Mbakyu, saya tidak punya uang. Sungguh!" jawab Bu Rita.
"Ah, jangan begitu, Jeng. Masa orang seperti Jeng tidak punya uang?"
"Sungguh! Saya tidak bohong! Tapi kalau cuma lima puluh rupiah, saya punya. Mau? Lumayan kok, bisa dipakai untuk ngerok anak Mbakyu yang sakit itu."
Referensi
Bambang Sheno. 2008. Kumpulan Humor Pilihan. Sinar Matahari : Jakarta.